Jumat, 24 Desember 2010

ADAKALANYA HAL SEPELE MAMPU MERUBAH SEGALANYA

oleh Iis Casmiati pada 02 Maret 2010 jam 11:06
 
Suatu hari yang cerah, sama cerahnya dengan suasana hati seorang gadis yang begitu bahagia karena hari ini akan segera melihat idolanya secara nyata. Ia lalui semua kegiatannya pada hari itu dengan penuh keceriaan. Dia juga senang karena dua sahabatnya (yang sudah lama tak jumpa) akan menonton konser yang sama.

Ketika ia sedang rapat, tiba-tiba salah satu sahabat menelpon dan memberitahu sang gadis bahwa ia kini tengah berada di tempat konser itu dan melihat sang idola tepat didepan matanya. Saking senengnya, sang gadis tergesa-gesa turun ke jalan dan meninggalkan rapat tanpa izin.

Lalu naik angkotlah dia, ternyata hari itu sangat macet!
Hmm.. kemacetan masih bisa membuatnya bersabar, tapi tiba-tiba ada telepon dari sang ponakan yang memberi kabar bahwa dirinya terjatuh, celananya kotor, dan entah harus kemana!
Sang gadis mulai bingung, sebentar lagi dia sampai ke tempat tujuan, di sisi lain ia juga mengkhawatirkan kondisi keponakannya. Tapi akhirnya ia tetap memilih untuk melanjutkan perjalanan demi melihat sang idola yang tlah lama diidam-idamkannya itu, lalu menyuruh ponakannya untuk pulang ke asrama tempat gadis itu tinggal. (ket: sang gadis terikat dengan suatu lembaga, sehingga tinggal di asrama)

Sang keponakan menuruti kata-kata gadis itu,yah.. satu masalah teratasi. Saat itu ia masih di angkot, dan sang sopir sungguh sangat berputar-putar mencari jalan yang terhindar dari kemacetan, hal itu memperlambat kedatangan sang gadis ke tempat konser idolanya. Ini membuatnya sedikit kesal, namun ia tetap berusaha untuk sabar.

Akhirnya tibalah gadis itu ke tempat yang ia tuju, namun entah mengapa perasaannya kini tak seindah yang ia bayangkan sebelumnya. Mungkin karena ia kabur gitu aja dari rapat, mungkin juga karena kondisi sang keponakan yang ia tak tau seperti apa, atau mungkin juga karena kemacetan yang memang sulit dihindari disaat-saat weekend seperti ini. Mungkin semua itulah yang membuat perasaannya dipenuhi kehampaan, kekacauan, dan kebingungan, sehingga tak mampu merasakan bahagia berjumpa kembali dengan kedua sahabatnya, dan melihat sang idola secara nyata.

Ia mencoba menikmati acara itu, sebenarnya ini bukan konser tunggal sang idola, ini hanya sekedar acara biasa. Namun baginya spesial, karena bintang tamu acara ini adalah idola terkasihnya. Iapun dengan sabar menunggu sang idola tampil, beberapa saat kemudian idolanya pun muncul namun sayangnya hanya sebentar.

Kumandang adzan magrib terdengar, dan ini menandakan acara akan ditunda. Yang kemudian akan dilanjutkan pukul 7 malam. Sang gadis dilanda kebingungan lagi, ia mengkhawatirkan kondisi keponakannya, ia juga belum mengerjakan amanah yang didapat dari organisasinya, tapi disisi lain ia ingin melihat sang idola menampilkan keahliannya (yang MC bilang akan segera tampil setelah break ini). Ia sungguh bingung saat itu, tapi lagi-lagi ia lebih memilih untuk tetap disana dan tak mempedulikan perasaan yang sebenarnya sangat kacau.

Acara akan segera dimulai kembali, mereka (sang gadis dan kedua sahabatnya) mencari tempat yang PW. Dan merekapun akhirnya menemukan tempat yang cukup nyaman, tapi acara tak kunjung dimulai! Mereka hanya bisa menunggu dengan sabar, dan gadis itupun mencoba untuk tetap bersabar dan menenangkan perasaannya sendiri (yang kacau itu).

Saat acara puncak (sang idola tampil) akan dimulai, tiba-tiba kakak pembina asrama menelpon sang gadis dan menyuruhnya segera pulang karena ada acara dari lembaga. Huwaaah.. dia benar-benar lupa kalau malam itu ada acara di asrama. Akhirnya iapun berniat untuk pulang dan ini sudah tak bisa ditunda-tunda lagi! karena menyangkut nama lembaga, namun masalahnya ia tak tau pulang ke asrama naik angkot apa, karena jalan raya disana hanya satu arah.

Sang gadis pun merengek dan memaksa kedua sahabatnya untuk mengantar ia pulang, namun mereka hanya melarang dengan kalimat “iich.. jangan pulang sekarang donk! Tanggung, bentar lagi idola kamu tampil”, mereka hanya melarangnya dengan kata-kata seperti itu, tanpa melakukan tindakan yang nyata. Akhirnya meski sang gadis benar-benar tak tau arah pulang, namun ia memberanikan diri untuk pulang sendirian dalam kegelapan malam itu. Dengan penuh amarah sang gadis meninggalkan acara puncak yang dinanti-nantikannya, meninggalkan kerumunan dan kedua sahabatnya itu. Sebenarnya ia sungguh berharap kedua sahabatnya (atau setidaknya salah satu dari mereka) mengikutinya dari belakang, karena ia benar-benar tak tau arah pulang, mana gelap lagi, udah malem. Hmm.. tapi dengan teganya ternyata tak satupun dari mereka yang mengikuti. Gadis itu benar-benar KECEWA.

Sungguh ia tak pernah mengira sahabatnya bisa melakukan hal seperti ini. Mereka lebih mementingkan sang idola daripada sahabatnya sendiri! Ia benar-benar tak mengerti. “Sebenernya yang ngefans itu aku atau mereka?”, gumamnya saat itu. Mereka sudah bukan sahabat yang dulu dikenalnya begitu ramah, baik dan slalu memberikan apa yang ia mau! Sekarang?? Hanya demi menonton sang idola, mereka tega menelantarkan sahabatnya sendiri, seorang gadis yang tak tau arah pulang.

Saat itu hari sudah semakin larut dan langit sangat gelap. Gadis yang berharap sang sahabat berada dibelakangnya, kini benar-benar kebingungan, tanpa sadar ia meneteskan air mata ketika menerima pesan dari kedua sahabatnya ‘maaf ya kita ga bisa nganter’. Ngenes bangetlah, dia bener-bener ga nyangka mereka segitu teganya ngebiarin dia pulang sendiri, padahal jelas-jelas dia bilang kalau ia ga tau naik angkot apa, TEGA!!
Mungkin sang gadis masih bisa mengerti kalau kedua sahabatnya itu cewe yang sama-sama mengidolakan sang bintang, tapi ini tuh cowo gitu, dia ga abis pikir aja mereka bisa kaya gitu. Sungguh tak pernah ia duga sebelumnya.

Akhirnya gadis itu (dengan perasaan yang penuh amarah, penuh kekecewaan, penuh kebencian, penuh kebingungan) keluar dari keramaian. Mencoba menelusuri jalan dan mulai bertanya-tanya pada kakak-kakak seasrama, namun tak jua memberi solusi yang pasti padanya. Tiba-tiba kakak pembina asrama menelpon kembali dan bertanya “lagi dimana?”, sang gadis hanya menjawab sekedarnya sambil menahan tangis.

Beberapa saat kemudian, gadis itu memutuskan untuk bertanya pada sopir angkot yang lewat, sang sopir pun menjawab “oh iya neng bisa! Tapi 2x naiknya”. Ok, gadis itupun memilih untuk naik saja daripada harus berjamur disana menunggu angkot lain yang entah ada entah tidak. Didalam angkot, ia terus berdoa semoga tak akan terjadi apa-apa, iapun terus mempersalakan dirinya sendiri yang mau berkorban (mengorbankan waktu, rapat organisasi, keponakan, bahkan perasaannya sendiri) hanya demi bertemu sang idola dan kedua sahabatnya (yang ternyata JAHAT).

Saat itu ia benar-benar tak tau sedang berada dimana dan apa yang akan terjadi setelah turun dari angkot ini, ditengah perjalanan handphonenya mati, bertambahlah kepedihannya. Lalu ia turun dari angkot karena petuah sang sopir yang menyuruhnya menyebrang dan naik angkot warna ungu yang akan langsung sampai ke tempat yang ia tuju, sang gadis pun menuruti kata-kata sopir angkot itu.

Lama…. Ia menunggu dengan perasaan yang sangat kacau, ingin rasanya menghubungi seseorang tapi HPnya mati dan tak ada satupun nomor kontak kakak-kakak asrama yang ia hafal, nomor yang ia hafal justru malah nomor HP sahabat-sahabat jahatnya itu. Berjam-jam ia menanti, namun angkot ungu tak kunjung datang, puluhan angkot tlah lewat tapi tak satupun yang berwarna ungu, ia sungguh ketakutan! Pikiran-pikiran negatif mulai menyertainya, apa yang akan terjadi jika angkot ungu itu ternyata sudah tak beroperasi di malam selarut ini? Bagaimana caranya ia bisa sampai ke asrama jika tak ada angkot? Bahkan untuk menghubungi orang lainpun ia tak bisa (karena HPnya yang mati itu). Akhirnya sang gadis menangis saking takut dan bingung, karena jalan itu tak pernah ia lewati sebelumnya.

Ia mulai bosan menunggu, lalu memutuskan untuk naik angkot apa saja yang lewat, daripada tetap berdiri disana ditemani kegelapan dan dinginnya udara malam. Saat angkot warna pink lewat, sang gadis pun bertanya pada sopirnya apa angkot ini bisa membawanya ke tempat yang ia tuju? Dan sang sopir menjawab “ooh.. kalau kesana mah paling naeknya 2x neng”. Ketika gadis itu bertanya pada sopir angkot pink, seketika itu pula ia melihat angkot ungu (yang sejak tadi ditunggu-tunggu) muncul dari belakang dan berlalu begitu saja, mungkin sopirnya mengira bahwa si gadis akan menaiki angkot pink. Saat itu sang gadis hanya mampu menelan ludah, mengelus dada, menghela nafas panjang dan menangis sambil menaiki angkot pink tadi.

Lalu sang sopir memberi petunjuk berikutnya “neng nyebrang kesana, nanti ada angkot warna ijo, langsung nyampe ko”. Sang gadispun tersenyum hambar dan berterima kasih, lalu memberi ongkos, sialnya ongkos yang sebenarnya bisa 1500, gara-gara uangnya 5rb jadi sang sopir memberikan kembalian 2500, “mengambil kesempatan dalam kesempitan! Tega banget tu sopir! Ga tau apa aku udah tersiksa gini?, hiks..”, gumam sang gadis. Setelah menyebrang iapun langsung naik angkot ijo, dan sampailah ia di jalan menuju asrama pada pukul 11malam. Bayangkan kawan.. gadis yang seharusnya sampai di asrama pukul 9malam, gara-gara nyasar jadi telat 2jam!

Sepanjang jalan menuju asrama, ia hanya bisa menangis menyesali perbuatannya yang lebih menomor satukan sang idola daripada hal-hal lain yang jauh lebih penting. Yang membuatnya menangis bukan semata-mata karena tersesat, atau mngeluarkan uang dan tenaga yang lebih banyak, atau pulang terlalu malam, atau sang sopir yang menyebalkan, ataupun rasa sesalnya terhadap diri sendiri. Tapi yang paling sakit ia rasakan adalah sikap-sikap sahabatnya yang jauh dari dugaan. Dia masih belum mengerti mengapa hanya karena sang idola, sahabat-sahabatnya sampai hati menelantarkan ia.

Tiba di asrama, sang gadis masih belum bisa menghapus air matanya, ia masih terus menangis, sampai akhirnya sang pembina asrama memeluk dan menenangkannya, begitupun kakak-kakak yang lain. Malam itu sungguh akan menjadi malam yang tak mudah untuk dilupakan. Kini sang gadis membenci sahabat-sahabatnya itu.



*Diangkat dari kisah nyata 20 Februari 2010 @ciwalk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar